Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Senin, September 05, 2011

5 September 2011
Pekan Biasa XXIII (H)
B. Teresa dr Kalkuta; St. Laurensius Giustiniani


Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: ”Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: ”Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Renungan
Ada sebuah pepatah kuno mengatakan ”Salus populi suprema lex” yang berarti ”hukum utama adalah keselamatan umat manusia”. Ungkapan ini hendak menegaskan bahwa keselamatan manusia harus didahulukan.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak dapat menerima karya Yesus. Tindakan Yesus yang menyembuhkan orang, dianggap melanggar peraturan hari Sabat. Bagi mereka, peraturan lebih penting daripada kesembuhan orang yang sakit. Mereka menempatkan aturan lebih tinggi daripada keselamatan manusia. Mereka marah kepada Yesus. Namun, Yesus tidak pernah gentar dengan reaksi mereka. Dengan sikapnya ini, Yesus ingin menegaskan kepada mereka bahwa kasih Tuhan kepada manusia tidak dapat dibatasi oleh aturan dan hukum buatan manusia.

Kebaikan hati orang yang sungguh beriman tidak mudah luntur. Sebab, hidupnya bagaikan bola pantul: makin keras dilemparkan ke bawah, makin tinggi melompat ke atas. Kita tidak boleh berhenti berbuat baik karena situasi dan kondisinya tidak mendukung, bahkan menghambat. Lebih mulia hidup orang yang menderita dan mati karena berbuat baik daripada tidak berbuat apa-apa.

Ya Tuhan, kebaikan-Mu sungguh nyata dalam diri Yesus. Dia menyelamatkanku melampaui segala aturan dan hukum. Jadikanlah aku murid-murid-Nya yang taat. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: