Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Selasa, Oktober 11, 2011

11 Oktober 2011
Pekan Biasa XXVIII (H)
B. Elias dr Socorro Nieves

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: ”Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.”

Renungan
Yesus sungguh berlaku sangat kasar terhadap orang Farisi yang mengundang dia makan di rumahnya. Orang Farisi itu mengundang Yesus karena terkesan dan tertegun dengan pengajaran-Nya. Namun, apa yang dia dapatkan? Yesus sebagai tamu mengecam sikap orang-orang Farisi yang sangat legalistis dan ritualistis. Hati mereka tertutup dengan substansi ajaran agama mereka. Walau hanya sebagai tamu, Yesus tetap mewartakan kebenaran hidup beragama demi keselamatan orang itu. The truth hurts—kebenaran menyakitkan, tetapi tetap harus diwartakan.

Yesus menekankan pentingnya kebersihan hati—bukan kebersihan tangan—dalam menghayati dan mengamalkan kehidupan beragama. Dia mengkritik sikap mereka yang mau menonjolkan kesalehan di bagian luar, tetapi hati mereka penuh dengan kebusukan, kesombongan, kerakusan, kegetiran, iri, dan sebagainya. Dia menganjurkan kita agar lebih memerhatikan sedekah. Sebab, sedekah adalah ungkapan hati yang penuh kasih dan perhatian bagi orang lain. Yesus mengajarkan agar hati kita dipenuhi dengan pikiran yang penuh kasih dan perhatian agar tidak diisi dengan kebencian, kemarahan, kecemburuan, dan kesombongan.

Tuhan, penuhilah hatiku dengan kasih-Mu dan tambahkan dahagaku akan kesucian agar aku selalu menikmati damai dan ketenangan bersama-Mu. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: