Jumat, Oktober 21, 2011
ZIARAH BATIN
Jumat, 21 Oktober 2011
Pekan Biasa XXIX (H)
St. Hilarion dr Gaza; Sta. Ursula dkk.
Bacaan I: Rm. 7:18-25a
Mazmur : 119:66,68,76,77,93,94; R: 68b
Bacaan Injil : Luk. 12:54–59
Yesus berkata pula kepada orang banyak: ”Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Renungan
Tanda-tanda kehadiran Tuhan sungguh nyata dalam hidup kita. Bumi dan langit adalah Kitab Allah, ayat-ayat Kasih Allah, hanya kita butuh mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati untuk menyimak pesan di balik peristiwa-peristiwa alam itu. Tuhan hadir dalam alam ciptaan, dalam sesama, dalam peristiwa-peristiwa hidup kita, dalam Sabda-Nya, dan dalam Ekaristi tatkala Dia memberikan Diri-Nya bagi kita.
Yesus sungguh kecewa terhadap orang-orang Farisi yang pintar membaca tanda-tanda alam, tetapi buta akan pesan dan kehadiran Tuhan dalam peristiwa-peristiwa itu. Mereka juga buta akan kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Mereka mengharapkan kedatangan Mesias, tetapi mereka sendiri gagal mengenal-Nya (bdk. Yoh. 1:10–11). Mereka selalu mengharapkan kedatangan Mesias dalam peristiwa-peristiwa besar, tetapi mereka lupa akan kehadiran Tuhan yang selalu mengidentikkan Diri dengan orang-orang kecil, lemah, korban, dan kurang beruntung dalam hidup. Kita hidup di zaman dan generasi yang mati rasa akan kehadiran dan sapaan Allah. Kita tenggelam dalam kesibukan mengurus diri dan kenikmatan yang egois.
Doa: Ya Tuhan, berilah aku Roh Kebijaksanaan untuk menyimak pesan-Mu di balik peristiwa-peristiwa kehidupanku dan alam semesta. Amin.
(obormedia)
Pekan Biasa XXIX (H)
St. Hilarion dr Gaza; Sta. Ursula dkk.
Bacaan I: Rm. 7:18-25a
Mazmur : 119:66,68,76,77,93,94; R: 68b
Bacaan Injil : Luk. 12:54–59
Yesus berkata pula kepada orang banyak: ”Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Renungan
Tanda-tanda kehadiran Tuhan sungguh nyata dalam hidup kita. Bumi dan langit adalah Kitab Allah, ayat-ayat Kasih Allah, hanya kita butuh mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati untuk menyimak pesan di balik peristiwa-peristiwa alam itu. Tuhan hadir dalam alam ciptaan, dalam sesama, dalam peristiwa-peristiwa hidup kita, dalam Sabda-Nya, dan dalam Ekaristi tatkala Dia memberikan Diri-Nya bagi kita.
Yesus sungguh kecewa terhadap orang-orang Farisi yang pintar membaca tanda-tanda alam, tetapi buta akan pesan dan kehadiran Tuhan dalam peristiwa-peristiwa itu. Mereka juga buta akan kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Mereka mengharapkan kedatangan Mesias, tetapi mereka sendiri gagal mengenal-Nya (bdk. Yoh. 1:10–11). Mereka selalu mengharapkan kedatangan Mesias dalam peristiwa-peristiwa besar, tetapi mereka lupa akan kehadiran Tuhan yang selalu mengidentikkan Diri dengan orang-orang kecil, lemah, korban, dan kurang beruntung dalam hidup. Kita hidup di zaman dan generasi yang mati rasa akan kehadiran dan sapaan Allah. Kita tenggelam dalam kesibukan mengurus diri dan kenikmatan yang egois.
Doa: Ya Tuhan, berilah aku Roh Kebijaksanaan untuk menyimak pesan-Mu di balik peristiwa-peristiwa kehidupanku dan alam semesta. Amin.
(obormedia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar