Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Senin, November 14, 2011

14 November 2011
Pekan Biasa XXXIII (H)
St. Yosef Maria Pignatelli; Duns Scotus; St. Nikolaus Tavelic

Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: ”Apa itu?” Kata orang kepadanya: ”Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: ”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang ber­jalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: ”Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh mem­bawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: ”Apa yang kaukehendaki su­paya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: ”Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Renungan
Kisah Injil hari ini memberi contoh bagaimana iman itu seharusnya menjadi sesuatu yang konkret. Orang buta yang mengemis di pinggir jalan dekat Yerikho menunjukkan hal itu dengan usahanya untuk bertemu Yesus. Ia minta dikasihani Yesus. Ia berteriak-teriak minta disembuhkan Yesus. Meski disuruh diam, ia tetap saja berseru kepada Yesus. Akhirnya, usaha orang buta itu berbuah keselamatan. Ia dipanggil Yesus dan permintaannya dikabulkan. Ia sembuh dari kebutaan.

Kita patut bercermin pada pengalaman iman si buta. Terlalu sering kita berbicara bahwa kita Katolik, tetapi seberapa besar omongan itu kita wujudkan dalam tindakan konkret? Apakah kita layak menyebut diri Katolik kalau kita jarang berdoa, jarang berbuat baik, atau pergi ke gereja hanya pada saat Natal atau Paskah saja? Semoga iman si buta mendorong kita untuk mewujudkan iman kita lewat tindakan-tindakan konkret setiap hari.

Tuhan, semoga iman si buta juga menjadi imanku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: