- Bacaan I: 1Sam. 24:3–21
- Mazmur: Mzm 57:2.3–4.6.11; R:2a
- Injil: Mrk. 3:13–19
Renungan
Yesus naik ke atas bukit. Tidak disebutkan nama bukitnya. Yang lebih penting adalah simbolisme dan pemaknaannya, bukan lokasinya. Dalam Kitab Suci bukit atau gunung merupakan tempat kudus yang dikaitkan dengan kehadiran Allah. Di sana orang mengalami kehadiran-Nya. Di sana orang mengalami persatuan dengan Dia.
Di saat-saat penting kehidupan publik-Nya Yesus naik ke atas bukit: ketika Ia mau menetapkan kedua belas murid pilihan-Nya, ketika menyampaikan Khotbah Bahagia, pada saat Transfigurasi dan setelah memberi makan 5000 orang ... Di sana Yesus menyatukan diri dengan Bapa untuk memilah-milah kehendak-Nya (discernment).
Kali ini, sebelum mengambil keputusan penting tentang kedua belas murid pilihan-Nya, yang akan menjadi lingkar dalam (inner circle) pelayanan-Nya, Ia naik ke atas bukit. ”Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan” (Mrk. 3:14). Mereka menjadi orang-orang yang diurapi oleh Tuhan dan diberi kuasa-kuasa pelayanan. Keterpilihan mereka bukan merupakan suatu privilese untuk dinikmati melainkan suatu tugas untuk dipenuhi.
Sesungguhnya, ketika Allah memanggil seseorang, Ia mempunyai suatu maksud khusus baginya. Kita pun dipanggil dan diutus oleh Allah melalui cara kita masing-masing untuk suatu maksud khusus Allah.
Tuhan Yesus Kristus, kuatkan dan bahagiakanlah aku dalam memenuhi panggilan dan perutusan yang Kaupercayakan kepadaku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar