- Bacaan I: Kis. 22:3–16 atau Kis. 9:1–22
- Mazmur: Mzm 117:1.2. Ref: Mrk. 16:15
- Injil: Mrk. 16:15–18
Renungan
Kisah pertobatan St. Paulus, rasul, mengubah garis dan orientasi hidupnya. Pengalaman perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanan ke kota Damsyik sungguh eksistensial, yakni menyentuh seluruh keberadaannya. Suatu perjumpaan yang mengubah segala-galanya. Dari seorang penganiya dan pengejar pengikut-pengikut Kristus menjadi rasul agung Kristus. Sebelum menerima Yesus, ia membanggakan diri sebagai orang Yahudi sejati dan pelaksana hukum Musa. Tidak mengherankan ia marah dengan ajaran dari para murid Yesus. Ia tidak keberatan ketika Stefanus dirajam.
Tidak ada persiapan apa-apa dari Paulus untuk menerima Yesus, tidak ada pengajaran atau katekismus atau retret. Semuanya terjadi secara tiba-tiba. Inisiatif berasal dari Allah. Allah jugalah yang menghendaki perubahan radikal dalam hidup Paulus.
Namun, barangkali kematian heroik dari Stefanus menumbuhkan benih-benih keraguan pada keyakinannya sendiri dan sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang siapakah Yesus itu yang mampu membuat orang seperti Stefanus begitu setia menjadi murid-Nya, sampai rela mengorbankan nyawanya?
Pertobatan St. Paulus turut mengajak kita untuk merefleksikan saat-saat Allah mau berjumpa dengan kita dengan rahmat-rahmat yang disediakan-Nya. Ada saat Allah menjumpai kita dengan membawa rahmat pertobatan. Ada saat Allah menjumpai kita dengan rahmat pembebasan. Ada saat Allah menjumpai kita dengan rahmat sukacita. Ya, setiap saat Allah mau menjumpai kita karena cinta dan belas kasih-Nya yang begitu luas dan dalam.
Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku hati yang mau bertobat dan menerima sukacita yang berasal dari-Mu. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar