- Bacaan I: 1Yoh 3:7–10
- Mazmur: Mzm 98:1.7–8.9; R: 3cd
- Injil: Yoh 1:35–42
Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: ”Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Renungan
Pada saat Yesus berjalan lewat, Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba Allah kepada dua dari para muridnya. Barangkali para murid itu sudah mendengar apa yang Yohanes sampaikan tentang Anak Domba Allah. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini mereka mengikuti Yesus ke mana Ia pergi. Kisah Injil menceritakan betapa sering Yesus dilukiskan sedang berjalan berkeliling sambil berbuat baik (bdk. Kis. 10:38). Kita diingatkan bahwa Yesus juga berjalan dalam kehidupan kita begitu banyak kali.
Apakah kita sadar akan hal ini? Apakah kita sanggup mengenali-Nya ketika Ia berjalan lewat? Apakah jawaban atau reaksi batin kita ketika Yesus berjalan bersama atau mendampingi kita?
Pertanyaan Yesus kepada para murid: ”Apakah yang kamu cari?” (Yoh. 1:38) tetap relevan menjadi pertanyaan bagi kita masing-masing sekarang ini. Baiklah kita mendengarkan sekali lagi pertanyaan yang sama diulangi bagi kita. Apakah yang sesungguhnya kita cari dalam kehidupan kita? Apakah kita sadar bahwa bukan hanya kita yang bertanya kepada Allah, tetapi juga Allah bertanya kepada kita: apakah yang kaucari, anak-Ku? Jawaban kita sangat penting karena hal itu mengungkapkan posisi kita di hadapan Allah, orang-orang lain, dan diri kita sendiri?
Atas pertanyaan para murid, ”Rabi, di manakah Engkau tinggal?” Yesus menjawab, ”Marilah dan kamu akan melihatnya.” Yesus mengajak mereka untuk mengalami-Nya langsung. Ya, sesungguhnya Yesus tidak ditemukan di buku-buku teologi atau katekismus atau kuliah yang tinggi-tinggi. Dia terutama ditemukan dalam pengalaman perjumpaan pribadi dengan-Nya. Siapa pun, baik yang terdidik maupun tidak, dapat sampai pada pengalaman ini. Andreas yang mendapatkan kegembiraan tak terlukiskan meneruskan pengalaman ini kepada saudaranya. Inilah evangelisasi sesungguhnya, yakni berbagi kabar gembira kepada orang-orang lain.
Ya Tuhan, berilah aku hati yang gembira untuk senantiasa mencari Engkau, agar aku mengalami-Mu sebagai kabar gembira, yang aku wartakan kepada orang lain. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar