Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Jumat, Februari 10, 2012

10 Februari 2012
Pekan Biasa V
Pw. Sta. Skolastika, Prw. (P), St. Zenon

Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang mem­bawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemu­dian sambil menengadah ke langit Yesus menarik napas dan berkata kepadanya: ”Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan men­ce­riterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: ”Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Renungan
Orang tuli atau tak bisa mendengar itu ternyata ada macam-macam, sekurang-kurangnya ada dua macam. Pertama, orang tidak bisa mendengar karena memang secara fisik terdapat kerusakan pada organ pendengarannya. Orang tuli lainnya adalah tuli secara psikologis. Bila seorang begitu konsentrasi pada pekerjaan, ia mungkin ”tidak mendengar” bunyi bel di pintu atau berderingnya bunyi telepon.

Konsentrasi yang penuh dapat menjadi suatu berkat, namun dapat pula menjadi kekurangan. Seorang pemuda yang jatuh cinta, bisa saja menjadi ”tuli”. Ia tidak dapat mendengar nasihat apa pun yang disampaikan kepadanya.

Demikian halnya tentang kebisuan. Dua orang yang saling membenci cenderung untuk tidak mau bertegur sapa. Mereka memiliki mulut dan lidah yang normal, namun kebencian hati telah mengikat lidah mereka. ”Effata”, ”Bukalah”, ujar Yesus.

Ada saat tertentu kita membutuhkkan sentuhan Yesus agar telinga dan lidah kita terbuka lebar pada kebaikan dan cinta Allah.

Yesus, sentuhlah aku agar aku lebih mau mendengarkan dan berkata-kata tentang yang baik saja. Jamahlah aku agar seluruh diriku terbuka mengungkapkan kasih-Mu. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: