Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Selasa, Februari 14, 2012

14 Februari 2012
Pekan Biasa VI Hari Valentine
Pw St. Syrilus dan Metodius, Usk. (P) St. Valentinus; St. Maro; St. Syrilus dan Metodius

Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: ”Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka me­­­reka berpikir-pikir dan seorang berkata ke­pada yang lain: ”Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Dan ketika Yesus me­­nge­tahui apa yang mereka perbincangkan, Ia ber­kata: ”Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu men­dengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: ”Dua belas bakul.” ”Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: ”Tujuh bakul.” Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Masih­kah kamu belum mengerti?”

Renungan
Ketika gempa dahsyat dan tsunami menimpa negeri Jepang (11 Maret 2011) dunia ikut terguncang. Tsunami itu menyebabkan kerusakan dan kerugian luar biasa. Pada saat yang sama dunia terpesona dengan sikap orang Jepang dalam menghadapi musibah tersebut. Meski kerusakan dan korban begitu besar, orang Jepang dengan tabah berusaha mengatasi bencana.

Semangat gambaru (berjuang sehabis-habisnya) mewarnai mentalitas orang Jepang. Kenyataan ini kontras dengan bangsa kita yang dianggap cengeng dalam menghadapi bencana. Dengan mudah kita menganggap bencana sebagai kehendak Tuhan.

Bencana dan kesusahan hidup akan terus datang. Kita tak akan pernah mengerti sepenuhnya asal-muasal penderitaan itu. Namun, tugas kita adalah mencoba bertahan dan menghadapinya sekuat kemampuan kita. Sebab, kita percaya Tuhan tak pernah memberi beban melampaui kekuatan kita.

Allah Bapa di Surga, berilah aku kekuatan dan iman yang teguh dalam menghadapi kesusahan hidup. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: