Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Selasa, Februari 21, 2012

21 Februari 2012
Pekan Biasa VII (H)
St. Petrus Damianus; Sta. Irene

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, ”Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.

Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, ”Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, ”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, ”Barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barang siapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”


Renungan
”Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit!” ujar Bung Karno di masa lalu. Pastilah Presiden pertama Indonesia ini mempunyai alasan mengapa ia mengatakan kata-kata tersebut. Bung Karno ingin agar orang Indonesia mempunyai cita-cita tinggi dan mau melakukan hal-hal besar. Untuk meraih cita-cita tinggi dibutuhkan semangat besar, mental baja dan bukan mental tempe.

Mejadi orang besar atau orang nomor satu adalah cita-cita semua orang. Lihatlah PSSI kisruh (saat renungan ini ditulis) karena semua orang berlomba ingin dipilih menjadi pengurus. Terkadang bahkan dengan menghalalkan segala cara. Keinginan menjadi yang terbesar melanda juga murid-murid Yesus. Mereka bahkan sempat mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menegur sikap para murid. ”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya,” nasihat Yesus kepada murid-murid-Nya.

Yesus tak pernah melarang orang menjadi pemimpin atau orang besar. Ia hanya menegaskan bahwa hakikat kehidupan dan kebahagiaan tidak terletak pada kekuasaan yang kita miliki melainkan pada kesediaan untuk melayani orang lain.

Tuhan Yesus, ingatkan aku untuk tidak terperangkap pada keinginan menjadi orang yang hanya dilayani saja. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: