- Bacaan I: Yl. 2:12–18
- Mazmur: Mzm 51:3–4.5–6a.12–13.14.17; R: 3a
- Bacaan II: 2Kor. 5:20–6:2
- Injil: Mat. 6:1–6.16–18
”Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Renungan
Bobby mempunyai kebiasaan puasa Senin–Kamis. Selain itu, secara khusus, setiap Rabu pahing, ia juga berpuasa. Sebab Rabu pahing adalah hari weton (kelahiran)-nya. Bobby menjalankan itu semua atas anjuran ibunya yang berasal dari Wonogiri.
Tradisi berpuasa hampir ada pada semua agama. Bahkan, banyak suku bangsa, seperti contoh Bobby di atas, mengenal juga beragam jenis puasa.
Agama Katolik mengenal kebiasaan berpuasa, dimulai pada hari Rabu Abu. Kewajiban berpuasa dalam agama Katolik tidak terlepas dari semangat pertobatan, bukan laku tapa saja. Masa Prapaskah (masa puasa) tekanannya bukanlah pada puasanya, melainkan pada pertobatan. Karenanya, masa Prapaskah diawali dengan pengurapan abu, simbol pertobatan. Puasa dan pertobatan bagi kita merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Tuhan, ajarilah aku untuk berani mengurangi makan dan minum selama masa Prapaskah ini. Sambil berpuasa, luluhkanlah hatiku untuk berpaling hanya kepada-Mu saja. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar