- Bacaan I: 1Ptr. 4:7–13
- Mazmur: Mzm 96:10.11–12.13; R: 13b
- Injil: Mrk. 11:11–26
Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: ”Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: ”Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: ”Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka: ”Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
Renungan
Kemarahan membuat hati tidak tenang dan ketidakikhlasan membuat orang suka menghitung-hitung perbuatan baik pada orang lain, atau bahkan kecewa telah berbuat baik kepada orang. Perasaan-perasaan negatif seperti itu jelas mengotori hati manusia. Maka setiap orang diingatkan agar hatinya selalu bersih dari kotoran-kotoran itu. Dalam Injil kita simak bagaimana Yesus membersihkan kotoran di sekitar Bait Allah. Orang-orang yang mau mencari untung dengan menjual barang-barang korban persembahan dari kompleks Bait Allah diusir-Nya. Yesus mau supaya Bait Allah, hati kita, selalu bersih, jangan sampai dikotori oleh perasaan-perasaan negatif seperti kemarahan, ketidakikhalasan, hitung-hitungan, dan mencari keuntungan serta popularitas diri. Karena di hatilah tempatnya kita berdoa, berjumpa dengan Allah, dan berdialog dengan-Nya.
Ya Tuhan, jadikanlah aku penyalur berkat-Mu bagi saudara-saudariku tanpa dikotori nafsu dan ambisi pribadi. Semoga sabda-Mu hari ini menjadi pedoman hidupku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar