Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Selasa, Agustus 10, 2010

10 Agustus 2010


”Aku berkata kepadamu: Sesungguh­nya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan meng­hasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus me­ngikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Renungan
Kita dihadapkan pada suatu paradoks kehidupan yang besar dengan metafora yang begitu sederhana yang bisa dimengerti oleh semua orang dan tidak bisa dibantah kebenarannya. ”Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24).

Setiap gandum yang kita harapkan untuk berbuah harus ditanam dahulu di tanah dan tumbuh sehingga kemudian menghasilkan buah. Yesus berbicara pertama-tama tentang diri-Nya sendiri yang mengarungi kematian menuju kepada kehidupan di mana kematian tidak akan berkuasa lagi.
Buah iman yang berlimpah tumbuh subur di atas darah dan pengorbanan para martir yang menyerahkan hidup mereka demi imannya. St. Laurensius memberikan diri dan rela dibakar demi imannya akan Tuhan yang menyayangi orang-orang miskin. Dia membagi-bagikan seluruh harta Gereja kepada orang-orang miskin sebelum harta-harta itu diambil oleh prefek kota Roma. Atas tindakannya itu, penguasa Roma marah dan Laurensius ditangkap serta dipanggang hidup-hidup di atas terali besi yang membara.

Dalam Pembaptisan, kita meninggalkan manusia lama dan lahir baru dalam Kristus. Di sini kita dituntut untuk mati terhadap diri sendiri dan ego kita agar membuahkan kehidupan yang berlimpah bagi banyak orang.

Tuhan, biarkanlah aku menjadi biji gandum yang ditaburkan di tanah untuk menghasilkan banyak buah bagi-Mu. Berikanlah aku semangat baru serta sukacita dalam melayani Engkau sepanjang hidupku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: