Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Jumat, Agustus 06, 2010

6 Agustus 2010


Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: ”Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: ”Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Renungan
Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya. Wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya berkilau-kilauan. Musa, pemberi hukum Taurat kepada umat Israel, dan Elia, nabi terbesar dalam sejarah umat Israel turut hadir dalam kemuliaan-Nya. Mereka tampaknya membicarakan tentang kepergian Yesus ke Yerusalem—tempat Dia akan diadili, dihukum, dihina dan mati di salib.
Kehadiran Allah dalam awan (bdk. Kel 16:10, 19:9, 33:9; 1Raj 8:10; 2Mak 2:8) sangat meneguhkan dan menguatkan. Para murid tampaknya tertidur saat kemuliaan Allah tampak.

Kita pun sering secara rohani tertidur dan kehilangan kesempatan menyaksikan kemuliaan Allah di tengah kita. Kita simak dalam peristiwa ini bagaimana kemuliaan Allah sungguh-sungguh merupakan pusat perhatian Yesus. Kemuliaan ini akan mencapai kepenuhannya setelah Dia sendiri menjalaninya walau harus menderita untuk kemudian bangkit dari alam maut. Yesus dimuliakan di gunung itu merupakan bayangan dari kepenuhan kemuliaan-Nya setelah Dia dibangkitkan dari alam maut. Pengalaman akan peneguhan kemuliaan Allah inilah yang membuat Yesus kuat menghadapi penderitaan di Yerusalem.

Setiap ciptaan Tuhan dipanggil untuk memancarkan kemuliaan Tuhan. Dengan demikian, pastilah kita hidup dalam damai dan kita boleh mendirikan kemah kehadiran Allah di tengah-tengah kita.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: