- Bacaan I: Gal 3:7-14
- Mazmur: Mzm 111:1-2,3-4,5-6
- Injil: Luk 11:15-26
Tetapi ada di antara mereka yang berkata: ”Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ”Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.
Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.”
Renungan
Ada sebuah rumah yang—katanya—banyak setannya. Banyak pemuka agama diundang untuk memberkati rumah itu. Beberapa saat sesudah diberkati, rumah itu menjadi tenang dan damai. Namun, sesudah itu setan kembali lagi rupanya. Apakah kita bisa mengusir setan? Kita tidak bisa. Hanya Tuhan yang bisa.
Marilah kita mengundang Tuhan agar sungguh tinggal dalam hati kita, dalam hidup kita, dalam keluarga kita, di rumah kita, atau di mana pun kita tinggal dan bekerja. Tuhan harus diundang terus-menerus oleh mereka yang beriman.
Pemberkatan rumah oleh pemuka agama tidak banyak artinya, kalau penghuni rumah sendiri tidak terus-menerus mengundang Tuhan untuk hadir. Kalau kita sendiri kurang berdoa, kurang beriman, kurang mengundang Tuhan, maka ada ruang kosong di mana setan dan berbagai roh jahat akan mampir dan tinggal.
Tuhan hadir ketika kita saling mengasihi dan saling mengampuni. Tuhan hadir ketika manusia berdamai dengan sesamanya. Apakah kita sungguh mengundang Tuhan hadir dan mengisi hidup kita?
Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkau hadir ketika kami sebagai orang beriman berkumpul dalam nama-Mu. Berilah aku rahmat untuk dapat merasakan kehadiran-Mu di mana pun aku berada. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar