Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, Desember 02, 2010

2 Desember 2010
Sta. Bibiana; B. Maria Angela Astorch; St. Edmund Campion; St. Robertus Southwell


“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”


Renungan
Kita mencari ketenteraman hidup dan kebahagiaan. Namun, tidak jarang kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang kurang mendasar dan yang tidak mendukung pemenuhan pencarian kita. Maka, sulitlah bagi kita untuk meraih kebahagiaan.

Yesus memberikan suatu patokan yang sederhana, ringkas, dan pasti untuk menggapai suatu kebahagiaan yang kekal. Mau masuk Kerajaan Surga? Jalan yang harus ditempuh oleh manusia ialah melakukan kehendak Bapa. Orang beriman harus menyelaraskan doanya dengan perbuatannya, serta memadukan perkataannya dan tindakannya. Hidup yang membahagiakan haruslah berasal dari kekayaan hubungan masing-masing pribadi dengan Tuhan yang mempunyai hati sebagai seorang Bapa. Kalau manusia tidak memiliki iman seperti ini, dia kehilangan sesuatu yang tidak tergantikan dalam hidupnya, dan itu berdampak besar sekali bagi seluruh perjuangannya untuk menggapai kebahagiaan.

Kriteria untuk memahami apakah kita sedang melakukan kehendak Bapa atau tidak ialah dengan menimbang hidup kita dengan menggunakan neraca kasih. Tuhan menghendaki kita melakukan perbuatan kasih, bukan persembahan. Dia menuntut kasih dari kita karena kita adalah anak-anak Kasih. Kalau orang mengasihi, ia sudah memiliki segalanya untuk mencapai kebahagiaan, hidupnya pun sekokoh karang.

Ya Tuhan, ajarilah aku anak-anak-Mu untuk melakukan kehendak-Mu agar bahagialah hidupku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: