Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, Januari 19, 2011

19 Januari 2011
B. Yakobus Sales dan Wilhelmus Saultemoche; St. Marius; St. Gerlakus; St. Gottfried


Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus ke­pada orang yang mati sebelah tangannya itu: ”Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: ”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Renungan
Sejarah terus berputar. Sudah banyak orang yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan, justru mengalami kematian akibat persekongkolan pihak-pihak yang tidak menyukainya. Ada suatu sindiran: bila dalam sebuah sel di rumah sakit jiwa ada sepuluh orang—yang sembilan orang adalah orang gila dan yang satu orang adalah orang yang sehat alias waras—pertanyaannya adalah siapa di antara mereka yang kelihatan sehat dalam komunitas tersebut. Justru jawabannya adalah yang sembilan orang akan merasa sehati dan sejiwa, sedangkan yang satu akan merasa terasing. Bila ada sepuluh orang anak, sembilan anak suka menyontek dan yang satu adalah anak yang jujur, siapakah yang dimusuhi? Bila ada sembilan orang korupsi di kantor, sedangkan yang satu bekerja dengan setia dan jujur. Pastilah yang satu akan disudutkan dan diasingkan.

Itulah yang Yesus alami. Banyak orang besekongkol untuk
membunuh Dia karena prinsip yang Yesus ajarkan dan apa yang Dia lakukan bertentangan dengan tradisi agama Yahudi yang sangat kaku tentang hari Sabat. Akan tetapi, Yesus tidak pernah takut melakukan itu semua karena Dia yakin pada kebenaran yang Dia wartakan. Yesus tidak takut pada tekanan sosial dari orang-orang berkuasa di sekitarnya. Walaupun risiko yang harus Dia hadapi adalah kematian.

Persoalan kita sekarang ini adalah kerap kali kita tidak mau menanggung risiko dari mengikuti Yesus. Mengungkapkan kebenaran dan keadilan membawa risiko yang sangat berat. Kita memilih lebih baik diam daripada bersaksi.

Ya Tuhan, ajarilah aku untuk berani menanggung risiko apa pun sebagai murid-murid-Mu. Beranikan aku untuk mewartakan kebenaran dan keadilan di mana pun aku berada sebagai perwujudan imanku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: