- Bacaan I: Kej 4:1-15,25
- Mazmur: Mzm 50:1,8,16bc-17,20-21
- Injil: Mrk 8:11-13
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: ”Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.
Renungan
Kain tega membunuh adiknya Habel. Sebenarnya mereka mempunyai pekerjaan dan kesibukan masing-masing. Kain adalah petani dan Habel adalah gembala kambing–domba. Dari hasil jerih payahnya masing-masing membawa persembahan kepada Tuhan. Namun, hati Kain menjadi panas karena persembahan adiknya Habel diindahkan Tuhan, sedangkan persembahannya tidak. Kain pun mencari akal, lalu mengajak adiknya pergi ke ladang. Di sanalah Kain memukul dan membunuhnya, hanya karena iri, benci, dan dendam. Setelah itu, Kain merasa hidupnya terancam karena hukuman dari Allah akibat perbuatannya. Ia pun berseru: ”Hukumanku lebih besar daripada yang dapat aku tanggung” (Kej. 4:13). Ia takut lalu menjadi pelarian dan pengembara. Ia membunuh karena hatinya jahat. Santo Yohanes mengatakan, ”Bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar” (1Yoh. 3:12). Hati Kain tertutup dan tidak mampu menangkap tanda-tanda kebaikan Allah kepadanya.
Kisah ini mempunyai pesan bagi kita. Apa yang terjadi pada Kain dapat benar juga pada kita. Ketika kita menyimpan rasa iri, benci, dan dendam kepada orang-orang lain atau ketika kita bertengkar dengan orang-orang lain, sering hal itu disebabkan bukan karena orang lain adalah jahat atau tidak baik. Habel dibunuh bukannya karena ia jahat, tetapi saudaranya Kain yang mempunyai hati jahat dan membunuh adiknya.
Ketika hati kita dipenuhi hal-hal yang jahat atau perasaan iri, benci, dan dendam maka pikiran kita mudah terbawa pada tindakan-tindakan kejahatan dan kekerasan. Hidup selanjutnya hanya akan diliputi rasa bersalah, terancam, dan tidak tenang.
Tuhan, berikanlah aku hati yang sungguh baik, jauh dari rasa iri, benci, dan dendam agar aku menjadi saksi kebaikan-Mu. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar