Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, Februari 02, 2011

2 Februari 2011
Pekan Biasa IV; Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah (P)
Sta. Yoana Lestonac; B. Eugenia de Smet; B. Theofanus Venard


Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepa­da Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentu­kan untuk menjatuhkan atau mem­bang­kitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perban­tahan—dan suatu pedang akan menembus jiwa­mu sendiri —, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.


Renungan
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah dirayakan 40 hari setelah kelahiran-Nya dan juga disebut Pesta Lilin (Candlemas), karena pada hari ini biasanya lilin-lilin diberkati dan diikuti dengan prosesi lilin. Kita merayakan kehidupan Kristus yang dihubungkan dengan hukum Musa, yang mensyaratkan bahwa 40 hari setelah kelahiran anak sulung maka orangtua sang anak harus pergi ke Kenisah Yerusalem untuk mempersembahkannya kepada Tuhan dan untuk pentahiran sang ibu (Kel. 13:2,11–16; Im. 12:1–8). Maria dan Yosef memenuhi hukum ini, sambil mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Ketika Maria dan Yosef mempersembahkan Kanak-kanak Yesus di kenisah, Simeon dan Anna segera mengakui Dia sebagai sang Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai pemenuhan nubuat, pengharapan dan doa bangsa Israel. Ia sekarang hadir sebagai ”terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Luk. 2:32)

Pesta ini mengajak kita untuk mempersembahkan diri, hidup, dan karya bakti kita agar menjadi kemuliaan bagi Allah serta keselamatan sesama manusia dan dunia. Teristimewa persembahan khusus bagi mereka yang menjalani Hidup Bakti (Vita Consecrata), yakni para biarawan-biarawati dan para anggota lembaga-lembaga sekuler.

Bapa di surga, baruilah senantiasa persembahan diriku seutuhnya untuk kemuliaan nama-Mu dan keselamatan sesama. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: