Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Senin, Juni 20, 2011

20 Juni 2011
Pekan Biasa XII (H)
St. Silverius, Paus


”Jangan kamu menghakimi, supaya ka­mu tidak dihakimi. Karena dengan peng­hakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan di­ukurkan kepadamu. Mengapakah eng­kau melihat selumbar di mata saudaramu, se­dang­kan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Renungan
Apakah yang Anda rasakan kalau diajak untuk mencari alamat rumah seorang sahabat di sebuah kota yang baru kali ini Anda kunjungi, dan alamat rumah itu pun tidak lengkap, hanya di sebutkan di sebuah kampung? Apalagi ditambah tidak ada nomor telepon yang dapat dihubungi? Mungkin Anda bisa merasakan jengkel, berkeluh kesah, capek pikiran, apalagi harus tanya sana-sini. Apa yang Anda alami tidaklah seberapa dengan pengalaman Abraham, yang berani percaya kepada Allah untuk pergi dari Haran menuju Tanah Kanaan, yang jaraknya ribuan kilometer, apalagi ditambah umur Abraham yang sudah 75 tahun. Bagaimanakah Abraham membuat ”situasi yang penuh ketidakpastian” itu tetap menjadi ”saat istimewa untuk tetap berharap pada kekuatan Allah” sehingga ia pun percaya akan janji Allah, akan negeri yang diberikan kepada keturunannya.

Kesediaan Abraham untuk ”berani melangkah dari Haran ke Tanah Kanaan” dalam segala ketidakpastiannya, itulah pribadi orang beriman, yang berani berharap daripada pribadi yang mudah apriori sebelum semuanya dijalankan. Orang yang berharap kepada Tuhan itulah orang yang percaya. Demikianlah juga orang yang percaya kepada sesamanya, ia tidak mudah menghakimi kelemahan orang lain, melainkan ia akan belajar berharap, bahwa saudaranya, selemah apa pun, akan dapat bangkit dari kerapuhannya, karena Allah pasti menyertainya.

Bapa, berilah aku kehendak yang kuat agar tidak mudah apriori kepada-Mu, tetapi setia pada kehendak-Mu. Dengan demikian, aku pun mampu melihat pengharapan-Mu dalam diri sesamaku, yang lemah sekali pun. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: