Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, April 19, 2012

19 April 2012
Pekan Paskah II (P)
St. Leo IX, Paus; Sta. Tarbula; St. Elfege; St. Werner; Sta. Agnes Montepulciano

Yohanes Pembaptis memberikan kesaksi­an tentang Yesus di hadapan murid-muridnya: ”Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Renungan
Hidup kekal adalah hidup abadi, yaitu hidup yang tidak ada batas dan sekatnya. Bila diumpamakan, hidup kekal itu seperti sebuah garis panjang tanpa ujung dan bukan sebuah kotak dengan sekat-sekat.

Hidup kekal akan menjadi milik kita bila kita percaya kepada Anak Allah, yaitu Tuhan Yesus. Percaya berarti mengandalkan hidup pada-Nya, I trust in Him. Kualitasnya tidak hanya pada tataran konsep, tetapi pada kualitas hati. Bila sumber hidup adalah hati maka seluruh sikap, rasa, cara pikir dan perilaku kita tidak menganut hukum parsial: salah atau benar; sukses atau gagal; menang atau kalah, dsb. Tetapi, mengikuti hukum ”harmoni”—semua dimensi hidup, baik yang positif maupun negatif memiliki makna keselamatan.

Semua yang dialami dalam hidup ini mewahyukan kuasa dan kasih Allah. Demikian juga motivasi tindakan atau hidupnya adalah kasih, bukan mencari kesuksesan atau pujian. Sebaliknya, ”Barang siapa tidak taat kepada Anak Allah, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Tuhan Yesus, Engkau telah memberi teladan bagaimana hidup menurut hukum kasih. Ajarilah aku untuk setia pada hukum itu hingga aku memiliki hidup kekal. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2012

0 comments: