- Bacaan I: Yer. 26:1-9
- Mazmur: Mzm 69:5.8–10.14; R: 14c
- Injil: Mat. 13:54–58
Renungan
Kejadian yang menimpa Yeremia sangat ironis. Upayanya menyampaikan firman Tuhan sebagai koreksi dan kritik atas perilaku yang menyimpang dari penduduk Yehuda justru ditentang dan ditolak. Yeremia diusir bahkan diancam untuk dibunuh. Hal yang sama juga dialami oleh Yesus. Orang-orang sekampungnya tidak menghargai kehadiran dan pengajaran-Nya hanya karena orangtua-Nya yang sudah dikenal sebagai tukang kayu dan saudara-saudara-Nya orang biasa-biasa saja. Betapa tidak, kesombongan dan keangkuhan selalu menjadi penyakit kronis dan penghalang bagi tercipta atau terwujudnya kebaikan dan keselamatan.
Jika hidup kita mau berkembang dan maju ke arah yang lebih baik maka salah satu sikap yang harus dimiliki adalah kerelaan dan kerendahan hati mendengarkan koreksi atau kritik dari orang lain. Koreksi dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan, apalagi kalau kita menyadari sebagai manusia yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Apabila ada saudara atau rekan, bahkan orang yang kurang kita kenal memberikan koreksi atas kekeliruan kita, maka kita harus bersyukur. Koreksi kita terima bukan hanya sebagai bentuk kepedulian orang lain kepada kita melainkan sebagai berkat yang sungguh kita butuhkan.
Ya Allah yang mahabaik, mampukanlah aku selalu rendah hati dan rela mendengarkan koreksi dan kritik dari saudara-saudariku, karena hanya dengan demikian aku akan berkembang ke arah yang lebih baik dalam kehidupanku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar