- Bacaan I: Ibr 7: 1-3; 15-17
- Bacaan Injil: Mrk 3:1-6
Renungan
Allah prihatin, bagaimana agar manusia menjadi selamat, sempurna, dan bahagia tanpa dipaksa-Nya. Semua ketentuan, aturan, dan bahkan ritual keagamaan pun terarah ke sana.
Dua sikap harus dicermati. Sikap pertama ditampakkan oleh para penonton dan orang yang mau menjebak Yesus agar melanggar aturan. Apakah Yesus akan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangan tersebut? Sikap kedua ditunjukkan oleh penderita yang berharap akan belas kasih dan kemurahan hati Allah agar dia sembuh. Bagaimana supaya sembuh; itu saja yang didoakan dan dimohonkannya di dalam rumah ibadat itu. Dia tentu tidak berharap bahwa doanya dikabulkan pada hari Senin atau Selasa berikutnya, melainkan agar pada hari Sabat itulah Tuhan mendengarkan doanya. Pintanya, Tuhan Allah mau menyembuhkan penyakitnya kapan pun - termasuk pada hari Sabat.
Kita kadang kurang konsisten. Kalau kita yang sakit, kita berpikir bagaimana bisa sembuh; sekuat tenaga memohon kebaikan Allah. Itu saja! Namun, kalau kita yang merasa diri hakim dan tidak merasa perlu ditolong, kita bermain sebagai Tuhan Allah.
Kita harus belajar melihat bagaimana Tuhan Allah memberikan kebaikan dan mukjizatnya kepada siapa saja dan kita tidak boleh cemburu apalagi keberatan.
Ya Allah, bantulah aku untuk memahami dan mengamalkan perintah-perintah-Mu. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2009
0 comments:
Posting Komentar