Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Senin, Juni 21, 2010

21 Juni 2010


”Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Renungan
Melihat kesalahan orang lain adalah tindakan yang paling mudah kita lakukan. Namun, melihat—apalagi mengakui—kesalahan diri sendiri, betapa sulitnya. Secara simbolis, tanpa kita sadari, hal ini sering kita lakukan ketika kita menuding orang lain bersalah! Tudingan itu kita lakukan dengan mengarahkan satu telunjuk kepada yang lain, tanpa kita sadari keempat jari lain ternyata mengarah kepada diri kita sendiri.

Yesus menegaskan realitas ini dengan mengatakan, ”Janganlah kamu menghakimi! Kamu melihat selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di matamu sendiri tidak kamu lihat!” Itulah gambaran tegas dan jelas tentang kecenderungan orang untuk menghakimi sesama, tanpa pernah menyadari bahwa diri sendiri penuh dengan salah dan dosa.

Yesus mengajak kita membarui sikap, bukan dengan menyalahkan orang lain, tetapi menyadari bahwa diri sendiri pun penuh dengan kelemahan dan kesalahan. Karenanya, cara terbaik untuk membenahi keadaan yang buruk bukan dengan cara penghakiman, melainkan dengan cara mengubah diri sendiri dan yang lain pun diharapkan serentak mengalami perubahan. Pertobatan batin selalu dibutuhkan untuk dapat menghayati sabda ini dalam kehidupan kita.

Ya Yesus, ajarilah aku untuk berani menyadari kelemahanku dan dengan demikian aku tidak mudah menghakimi orang lain dan tetap menjunjung tinggi hidup bersama dalam semangat kasih dan pengampunan. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: