Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, Juni 03, 2010

3 Juni 2010


Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: ”Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: ”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ”Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ”Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Renungan
Kita sering mendengar ungkapan ”adanya hukum adalah untuk dilanggar”. Ungkapan ini salah dan harus dikoreksi. Hukum ada bukan untuk dilanggar, melainkan untuk menata kehidupan umat manusia. Bayangkanlah kalau hukum lalu lintas—misalnya—dilanggar, kecelakaan akan menjadi pemandangan setiap saat. Lampu merah menyala berarti pengendara harus berhenti, tetapi kalau lampu merah itu dilanggar—masing-masing mengikuti selera/aturan sendiri—dapat dipastikan kecelakaan terjadi.

Yesus memberikan kepada kita ketegasan akan adanya hukum utama dan terutama: hukum kasih, yakni kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kasih kepada Allah dilaksanakan dengan segenap jiwa, hati, hidup, dan akal budi. Kasih kepada sesama dilaksanakan sedemikian rupa sama seperti kita mengasihi diri sendiri.

Kalau tertib hukum lalu lintas yang sepele saja telah mendatangkan keselamatan, terlebih lagi bila kita tertib menjalankan hukum kasih kepada Allah dan sesama—pasti kehidupan yang penuh rahmat berlimpah akan juga dicurahkan ke dalam hidup kita. Marilah kita menjadi orang-orang yang tertib hukum kasih sehingga hidup kita pun memancarkan kasih Allah kepada sesama.

Ya Allah, curahkanlah rahmat-Mu agar aku senantiasa mengembangkan tertib hukum kasih dalam hidupku sehingga aku pun kian mengalami keselamatan dalam hidup bersama. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: