- Bacaan I: 1Raj 17:1-6
- Mazmur: Mzm 121:1-2,3-4,5-6,7-8
- Injil: Mat 5:1-12
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: ”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
Renungan
Mari bertanya kepada diri sendiri secara jujur: Apakah yang sesungguhnya menjadi sumber kebahagiaanku? Kekayaan harta duniawi? Persahabatan manusiawi? Kedudukan dan kekuasaan duniawi? Status sosial dan jabatan? Atau segala bentuk harta bendawi lainnya?
Kalau jawaban jujur kita tidak mengarah pada hal-hal yang bersifat duniawi, kita boleh bersyukur sebab kita sadar bahwa memang benar, akar dan sumber kebahagiaan kita tidak terletak pada hal-hal yang bersifat duniawi tersebut. Ada sumber kebahagiaan lain yang boleh menjadi kebanggaan kita, dan Yesus telah menunjukkan itu kepada kita!
Kebahagiaan kita adalah karena kita mengandalkan Allah, sumber kekayaan rohani kita. Kebahagiaan kita adalah penghiburan dari-Nya saat kita berduka. Kebahagiaan kita adalah kelemahlembutan yang memancar dari kita. Kebahagiaan kita adalah bila kita lapar dan haus akan kebenaran. Kebahagiaan kita adalah kemurahan hati kita pada sesama. Kebahagiaan kita adalah kesucian hati kita. Kebahagiaan kita adalah damai sejahtera karena kita ini adalah anak-anak Allah, bahkan ketika harus menghadapi penganiayaan, celaan, dan cercaan. Beranikah kita memilih semua ini sebagai akar kebahagiaan kita?
Ya Yesus, semoga aku lebih memilih kebahagiaan yang Kaujanjikan melalui Sabda Bahagia-Mu daripada kebahagiaan yang dijanjikan dunia kepadaku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar