- Bacaan I: Sir 10:1-8
- Mazmur: Mzm 101:1a,2ac,3a,6-7
- Bacaan II: 1Ptr 2:13-17
- Injil: Mat 22:15-21
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: ”Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ”Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: ”Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: ”Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Renungan
Menjawab jebakan orang-orang Farisi, Yesus langsung merujuk pada gambar yang tertera dalam mata uang tersebut. ”Gambar dan tulisan siapakah ini?” Gambar tersebut menunjukkan kepemilikan dari benda tersebut. Dan selayaknya diserahkan kembali kepada pemiliknya. Logika yang sederhana, tetapi sarat dengan makna teologis. Lewat alur pikiran itu, Yesus mengajak pendengarnya menyadari bahwa mereka diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kalau seandainya mereka diciptakan menurut gambar Allah, maka mereka harus menunjukkan dalam hidupnya bahwa mereka sungguh-sungguh adalah kepunyaan Allah dan hanya kepada Allah mereka layak membaktikan hidupnya.
Hari ini kita memperingati kemerdekaan bangsa kita. Dengan kemerdekaan ini, kita diajak untuk merenungkan dan menginsafi bahwa kita semua adalah anak-anak yang lahir dalam kebebasan dan putra-putri yang diciptakan menurut citra dan gambar Allah. Sebagai orang yang diciptakan menurut gambar Allah, kita adalah manusia-manusia yang bebas dan bermartabat. Seorang yang bermartabat adalah seorang warga negara yang baik. Semoga perayaan kemerdekaan ini menyadarkan kita akan siapa kita dan milik siapa kita agar kita menjadi orang Katolik yang sejati dan warga negara yang bermartabat.
Tuhan, aku bersyukur atas anugerah indah kebebasan yang Kauberikan kepada bangsa ini. Semoga aku semakin menyadari akan siapa diriku ini dan memberikan hidupku seluruhnya bagi kemuliaan nama-Mu dan kesejahteraan bangsaku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar