- Bacaan I: 1Kor 12:31-13:13
- Mazmur: Mzm 33:2-3,4-5,12,22
- Injil: Luk 7:31-35
Kata Yesus: ”Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
Renungan
Tuhan membagikan beragam karunia untuk semua umat-Nya. Dalam perikop bacaan pertama, St. Paulus menasihati supaya setiap orang berusaha memperoleh karunia-karunia yang utama, tetapi ada satu yang lebih utama, yaitu kasih. Hal ini yang sering terlupakan oleh umat beriman. Banyak orang berusaha memperoleh karunia bahasa Roh, nubuat, menyembuhkan, mengajar atau menafsirkan bahasa Roh, tetapi mereka tidak memiliki kasih. Apa gunanya semua itu bila tanpa adanya kasih? Paulus menegaskan bahwa semua itu tidak ada faedahnya, ibarat gong yang berkumandang.
Karunia-karunia lain akan ada batasnya, tetapi kasih tidak berkesudahan. Oleh karena itu, kasih menjadi karunia yang paling utama dari semua karunia termasuk karunia iman dan harapan. Kasih menjadikan kita peduli terhadap Allah dan sesama sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang cuek saat seruling ditiup atau kidung duka dinyanyikan mereka kepada Allah. Marilah kita mohon karunia kasih kepada Allah dan menyebarkan karunia-karunia lainnya dengan semangat kasih.
Banyak karunia telah Kauberikan bagiku, ya Tuhan. Kini aku memohon karunia kasih dari-Mu, sebab tanpa kasih, sia-sialah iman dan harapanku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar