Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, September 15, 2010

15 September 2010 SP Maria Berdukacita


Kata Yesus: ”Dengan apakah akan Ku­umpama­kan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”


Renungan
Tuhan membagikan beragam karunia untuk semua umat-Nya. Dalam perikop bacaan pertama, St. Paulus menasihati supaya setiap orang berusaha memperoleh karunia-karunia yang utama, tetapi ada satu yang lebih utama, yaitu kasih. Hal ini yang sering terlupakan oleh umat beriman. Banyak orang berusaha memperoleh karunia bahasa Roh, nubuat, menyembuhkan, mengajar atau menafsirkan bahasa Roh, tetapi mereka tidak memiliki kasih. Apa gunanya semua itu bila tanpa adanya kasih? Paulus menegaskan bahwa semua itu tidak ada faedahnya, ibarat gong yang berkumandang.

Karunia-karunia lain akan ada batasnya, tetapi kasih tidak berkesudahan. Oleh karena itu, kasih menjadi karunia yang paling utama dari semua karunia termasuk karunia iman dan harapan. Kasih menjadikan kita peduli terhadap Allah dan sesama sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang cuek saat seruling ditiup atau kidung duka dinyanyikan mereka kepada Allah. Marilah kita mohon karunia kasih kepada Allah dan menyebarkan karunia-karunia lainnya dengan semangat kasih.

Banyak karunia telah Kauberikan bagiku, ya Tuhan. Kini aku memohon karunia kasih dari-Mu, sebab tanpa kasih, sia-sialah iman dan harapanku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: