Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Jumat, September 24, 2010

24 September 2010


Jawab mereka: ”Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: ”Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.

Dan Yesus berkata: ”Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”


Renungan
Petrus belum memahami pernyataannya bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Oleh karena itu, Yesus melarang hal itu diberitahukan kepada siapa pun. Demikian juga pernyataan Yesus bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak, dibunuh, dan dibangkitkan di hari ketiga, tidak dipahami sepenuhnya oleh para murid. Pikiran manusia bukanlah pikiran Allah. Sungguh, Allah tidak terselami oleh segala daya manusia yang merupakan ciptaan Allah.

Hidup manusia juga memuat misteri karya dan kehendak Allah. Dalam seluruh waktu dan dinamika hidup manusia, Allah bekerja. Hal ini sering tidak dipahami oleh manusia. Akibatnya, hidup dijalani mengalir begitu saja, dan segala sesuatu yang terjadi dipikirkan sebagai otomatisasi dari kehidupan. Akhirnya, orang menjadi kehilangan makna hidup dengan segala dinamikanya.

Ya Allah, hidupku berharga di mata-Mu. Ajarilah aku menghargai hidupku dan mampu mengisinya seturut kehendak-Mu agar aku mampu menjadikan hidupku bermakna. Allah, sumber hidupku, kuserahkan hidupku kepada penyelenggaraan-Mu. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: