Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, Oktober 21, 2010

21 Oktober 2010
St. Hilarion dr Gaza; Sta. Ursula dkk


Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anak­nya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.”

Renungan
Apakah Yesus membawa damai atau membawa pertentangan? Kata Yesus sendiri, ”Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.” Jelas bahwa tujuan akhir adalah perdamaian. Yesus pastilah ingin membangun dunia damai. Namun, Yesus tahu bahwa kehadiran-Nya akan membawa pertentangan. Akan ada pertentangan, bahkan di dalam satu keluarga.

Mengapa ada pertentangan dalam keluarga karena kehadiran Yesus? Pertentangan itu terjadi ketika setiap orang mulai melihat dan menilai kembali hidupnya—akan ada yang berjalan baik, akan ada yang berjalan kurang baik sehingga dibutuhkan perubahan dan pertobatan. Di sinilah masalah muncul karena tidak semua ingin dan siap untuk berubah dan bertobat. Apakah kita rela, siap, dan sabar dalam menghadapi perubahan dan pertobatan? Apakah kita sendiri siap berubah dan bertobat? Apakah kita siap menerima orang yang berubah dan bertobat? Kalau terjadi pertentangan, apakah kita siap mencari jalan keluar dengan damai?

Allah Bapa di surga, aku ingin membangun dunia damai. Seandainya ada pertentangan, ajarilah aku untuk lebih saling memahami, mengampuni, dan menerima. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2010

0 comments: