Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Senin, Januari 30, 2012

30 Januari 2012
Pekan Biasa IV (H)
Sta. Yasinta Mareskoti; St. Gerardus; Sta. Maria Ward; Sta. Batildis; B. Sebastianus

Lalu sampailah mereka di seberang da­nau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datang­lah se­­orang yang kerasukan roh jahat dari peku­bur­­an menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup meng­ikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi ran­tainya diputuskannya dan belenggunya dimus­nahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: ”Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ”Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ”Siapa namamu?” Jawabnya: ”Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia me­mohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: ”Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan perminta­an mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.


Renungan
Drama yang memilukan menimpa keluarga Daud. Ia diberitahu bahwa putranya, Absalom, memberontak melawan dia dan ingin menjadi raja. Ia tampak tidak berdaya. Nasib malangnya lebih diperberat oleh kutukan yang diucapkan oleh Simei bin Gera. Menghadapi semuanya ini Daud tidak terprovokasi menjadi marah atau mendendam, baik kepada Absalom mapun Simei bin Gera. Yang tampak dari Daud adalah kerendahan hati, kepercayaan dan persembahan diri kepada Allah.
Dalam seluruh hidupnya, bahkan ketika ia jatuh dalam dosa, Daud selalu mengandalkan Allah. Ia yakin Allah akan selalu besertanya. Walaupun ia seorang pendosa, tetapi yang lebih utama ia adalah seorang yang percaya akan Allah. Bagaimana dengan kita sendiri?
Ketika kita mengalami suatu musibah atau kemalangan kita cenderung untuk menyalah­kan pihak lain, bahkan melontarkan kutukan. Sulit untuk kita menerima keadaan atau perlakuan seperti itu. Daud meneladankan kepada kita untuk menyerahkan penderitaan dan kemalangan kita kepada Allah. Ia pasti akan membebaskan kita. Bahkan Roh jahat pun yang berkubang dalam diri kita bertahun-tahun disuruh-Nya keluar!

Ya Allah yang mahabaik, dalam menanggung segala penderitaan dan kemalangan kuatkanlah imanku agar aku tidak goyah, tetapi berani berpasrah kepada-Mu. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: