Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, Februari 01, 2012

1 Februari 2012
Pekan Biasa IV (H)
Sta. Brigida; St. Severus; B. Maria Anna Vaillot dan Odile Baumgarten, para Martir dr Angers

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: ”Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: ”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Renungan
Seorang pemuda merantau ke tanah seberang. Di perantauan, ia mengalami banyak hal dan peristiwa yang berbeda dengan di kampungnya. Segala kesulitan dan perjuangan menempanya menjadi seorang yang semakin dewasa dan matang. Pandangan hidupnya pun ikut berubah, tidak sesempit sebelumnya. Ketika ia pulang kampung, ia telah menjadi seorang yang lain. Ia memandang banyak persoalan dengan kacamata yang lebih arif bijaksana. Sayang, orang di kampungnya tidak menerima pandangan yang berbeda itu.

Begitulah juga yang dialami Yesus. Ketika Ia pergi meninggalkan Nazaret, kampung halaman-Nya, Ia seperti pemuda lainnya. Namun, sementara Ia pergi, Ia tumbuh dan makin menyadari rahmat Allah dan keselamatan-Nya. Namun sayang, penduduk yang lain tidak mampu mengerti hal ini.

Kita semua dapat terus tumbuh dan berkembang. Ketika kita bersedia membuka hati pada rahmat Allah, maka Allah pun akan terus membuka hati dan budi kita pada kebenaran.

Tuhan Allahku, luluhkanlah ketegaran hatiku agar aku mau dan mampu mengerti misteri keselamatan Ilahi dalam hidup ini. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: