- Bacaan I: Kis. 4:32–37
- Mazmur: Mzm 93:1ab.1c–2.5; R: 1a
- Injil: Yoh. 3:7–15
Jawab Yesus: ”Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
Renungan
Cara hidup kaum beriman senantiasa diwarnai oleh gambaran siapakah Allah baginya. Kalau Allah diimani sebagai yang mahakuasa dan adil, menghukum yang salah dan mengganjar yang benar, maka hidup umat-Nya akan diliputi oleh ketakutan, formalitas, kaku dan cenderung menilai orang lain secara ”hitam atau putih”. Rasa belas kasih sangat kurang.
Umat Gereja perdana mengimani Allah sebagai ”KASIH”. Allah digambarkan sebagai Bapa yang murah hati. Wujud kasih Allah untuk manusia nyata dalam Yesus. Setelah Yesus wafat dan bangkit, kasih Allah dilanjutkan oleh Roh Kudus.
Iman akan Allah yang mahakasih itu oleh umat Gereja perdana diwujudkan dalam berkumpul, berdoa, dan merayakan Ekaristi bersama. Mereka juga setia pada ajaran para rasul dan tidak mengenal milik pribadi. Harta mereka menjadi milik bersama.
Mereka saling membantu dan tidak ada yang kekurangan. Cara hidup seperti itu menarik perhatian banyak orang sehingga dalam waktu singkat jumlah anggota Gereja bertambah banyak.
Iman kita dasarnya adalah iman para Rasul, yaitu mengimani Allah yang adalah kasih. Iman kita akan hidup dan menjadi daya tarik serta daya pikat bagi orang banyak kalau kita mewujudkan kasih Allah dalam kerukunan, tekun dalam ajaran rasuli serta rela membagikan milik kita kepada sesama.
Tuhan Yesus, setiap minggu aku merayakan Ekaristi sebagai ungkapan syukur dan wujud kesatuanku dengan seluruh Gereja-Mu. Ajarilah aku agar tidak hanya merayakan Ekaristi, tetapi juga rela berbagi. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar