- Bacaan I: Yes. 42:1–7
- Mazmur: Mzm 27:1.2.3.13–14; R: 1a
- Injil: Yoh. 12:1–11
Renungan
Sudah tiga kali ini Pak Petrus selingkuh dengan wanita yang secara fisik lebih jelek daripada Bu Petrus. Bu Petrus merasa dicampakkan seperti sampah. Dia tidak mau mengalami situasi tanpa ujung seperti ini. Dia menggugat cerai ke pengadilan sipil. Pengacaranya menganjurkan agar ia pikir ulang karena ketiga anaknya masih di bangku sekolah. Namun, Bu Petrus kekeh. Tetap mau cerai karena dia ingin kepastian. Tentang ketiga anaknya akan dipikir kemudian.
Orang yang hidup menurut kehendak Tuhan harus berani menjalani ketidakpastian hidup itu sendiri, berani berziarah bertahun-tahun di padang gurun yang gersang dan garang, dengan hanya satu yang bisa diandalkan, yaitu kasih Tuhan. Seorang pemberani memahami kerentanan dirinya. Keberanian mengandung keutamaan lain, yaitu kesabaran. ”Orang sabar adalah dia yang tidak lari dari yang jahat, namun tidak pula membiarkan dirinya dibikin susah oleh yang jahat itu.”
Tuhan Yesus adalah seorang pemberani dan sabar. Dalam situasi sulit, tegang, menjelang kematian-Nya, Dia tetap tenang. Dia mengunjungi keluarga Lazarus, menikmati perjamuan bersama dan membiarkan Maria memburati tubuh-Nya dengan minyak narwastu murni. ”Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya”. Dia tetap tenang, penuh sukacita, dan mencintai, walau terancam untuk dibunuh.
Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu yang bening, tenang dan tetap mencinta walau banyak godaan dan gangguan di sekitarku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar