Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, Juni 13, 2012

13 Juni 2012
Pekan Biasa X
Pw St. Antonius dr Padua, ImPujG. (P)

”Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hu­kum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, me­lain­kan untuk meng­­genapinya. Karena Aku ber­kata kepa­da­­mu: Sesungguhnya selama belum lenyap la­ngit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebe­­lum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang me­nia­dakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan me­ngajar­kan­nya demikian kepada orang lain, ia akan men­duduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang me­lakukan dan mengajarkan segala perintah-perin­tah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”
br> Renunganbr> Yang dikerjakan oleh Elia itu serba nyata, lugas, jelas, anggun, yaitu upacara dan doa yang ditujukannya kepada Tuhan satu-satunya penguasa segala yang ada di dunia. Doanya bukan mau menguasai dan memaksa Allah, tetapi suatu permohonan yang disampaikan dengan rendah hati berdasarkan janji setia Allah sejak semula. Doa itu dilakukannya juga untuk mengalahkan nabi-nabi Baal, dan semua orang yang melihatnya menjadi percaya kepada Allah.br> br> Dari teladan Nabi Elia dalam bacaan pertama hari ini, kita belajar hal lain, yakni hal berdoa. Ketika Nabi Elia berdoa, ia tidak bermaksud memaksa Tuhan memenuhi keinginannya, tetapi ia hanya mau agar Allah dikenal dan disembah semua orang. Maka, ketika kita berdoa hendaknya juga mempunyai sikap hati seperti Elia, yang hanya berikhtiar agar Allah semakin dimuliakan dalam dan melalui diri kita; membiarkan Allah menyatakan kehendak-Nya bagi kita, bukan memberi perintah kepada Allah supaya melakukan sesuatu seturut kemauan kita. Perintah Allah dan kehendak-Nya sejak awal mula hendaknya selalu menjadi yang utama dan tak boleh diabaikan dengan alasan apa pun. Doa yang kita hunjukkan justru membuat kita semakin mengenal-Nya, semakin mempersatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya sendiri, dan semakin berserah kepada kuasa kasih Allah yang menyelamatkan.br> br> Tuhan, Engkau telah mengajari aku bagaimana seharusnya aku berdoa. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu. Amin.br> br> Diambil dari Ziarah Batin 2012

0 comments: