- Bacaan I: 2Raj. 2:1.6–14
- Mazmur: Mzm 31:20.21.24; R: 25
- Injil: Mat. 6:1–6.16–18
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Renungan
Ada orang yang melakukan praktik-praktik kesalehan, seperti memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa, tetapi dengan motivasi yang kurang tepat. Ada pula yang melakukan praktik-praktik kesalehan supaya dilihat oleh orang lain dan orang lain memujinya. Perbuatan baik mereka itulah yang dikatakan Yesus sebagai perbuatan orang-orang munafik.
Maka, Yesus mengajarkan bagaimana caranya memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Para murid diajak oleh Yesus untuk tidak hanya melakukan praktik-praktik kesalehan, tetapi juga memurnikan motivasi dalam melakukan praktik-praktik kesalehan tersebut. Ketika berbicara hal memberi sedekah, Yesus menegaskan: ”Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapa-Mu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. Demikian pula dengan ajaran-Nya tentang doa dan berpuasa, Ia mengajak supaya hanya Bapa saja yang melihat perbuatan yang kita lakukan. Dengan kata lain, Tuhan Yesus mengajak kita supaya ketika kita melakukan praktik-praktik kesalehan, bukan pujian dari orang yang kita cari, tetapi biarlah Bapa saja yang membalasnya. Memberi sedekah itu baik, berdoa itu baik, berpuasa itu juga baik, tetapi semuanya harus didasari dengan motivasi yang baik dan benar.
Ya Tuhan, ampunilah aku yang sering kali tidak memperhatikan keseimbangan antara ulah kesalehan dan penghayatan nyataku setiap hari. Bantulah aku agar semakin sempurna dalam iman dan cinta kasihku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar