Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, Juni 07, 2012

7 Juni 2012
Pekan Biasa IX (H)
B. Anna dr St. Bartolomeus

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: ”Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: ”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan de­ngan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatan­mu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesa­mamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada ke­dua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu ke­pada Yesus: ”Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga me­nga­sihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua kor­ban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus me­­li­hat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ”Engkau tidak ja­uh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun ti­dak berani lagi menanyakan sesuatu kepa­da Yesus.

Renungan
Kadang ada orang yang mengatakan ‘buat apa ikut Misa setiap hari, kalau ia sering menyakiti orang lain. Lebih baik tidak ikut Misa setiap hari, tetapi tidak jahat terhadap orang lain’. Tentu saja perkataan ini merupakan pembenaran diri bagi orang yang tidak pernah mengikuti Misa secara rutin setiap hari. Tetapi, ada benarnya juga perkataan itu; orang yang mengikuti Misa setiap hari, tetapi berbuat jahat terhadap orang lain merupakan suatu keadaan yang kontradiktif. Seharusnya orang yang rajin dan setia mengikuti perayaan Ekaristi semakin bertumbuh dalam kebaikan dan cinta kasih pada sesamanya. Kita sering jatuh pada sikap yang ekstrem, menekankan yang satu melalaikan yang lainnya. Itulah yang juga dilakukan oleh ahli Taurat yang datang kepada Yesus untuk bertanya tentang hukum manakah yang paling utama. Dan jawaban Yesus sangat mengagumkan ahli Taurat tersebut karena memberikan jawaban yang tepat, yakni cinta kepada Allah harus diwujudkan juga dalam cinta kepada sesama. Hanya orang yang mewujudkan cinta seperti itulah yang dekat dengan dan layak bagi Kerajaan Allah.

Rasul Paulus juga menasihati Timotius agar sebagai hamba Allah ia berusaha untuk hidup layak di hadapan-Nya. Seorang hamba Allah yang layak adalah seorang yang setia dan tidak malu memberitakan kebenaran Ilahi, walaupun mengandung risiko yang membuat diri merasa tidak nyaman. Kebenaran Ilahi itu terkandung dalam hukum utama cinta kasih: mencintai Allah de­ngan segenap hati, budi, dan kemampuan, serta mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri.

Ya Tuhan, jadikanlah aku hamba-Mu yang setia mewartakan kebenaran dalam seluruh hidup dan pekerjaan sehari-hariku. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2012

0 comments: