- Bacaan I: 2Tim. 2:8–15
- Mazmur: Mzm 25:4bc–5ab.8–9.10.14;
- Injil: Mrk. 12:28b–34
Renungan
Kadang ada orang yang mengatakan ‘buat apa ikut Misa setiap hari, kalau ia sering menyakiti orang lain. Lebih baik tidak ikut Misa setiap hari, tetapi tidak jahat terhadap orang lain’. Tentu saja perkataan ini merupakan pembenaran diri bagi orang yang tidak pernah mengikuti Misa secara rutin setiap hari. Tetapi, ada benarnya juga perkataan itu; orang yang mengikuti Misa setiap hari, tetapi berbuat jahat terhadap orang lain merupakan suatu keadaan yang kontradiktif. Seharusnya orang yang rajin dan setia mengikuti perayaan Ekaristi semakin bertumbuh dalam kebaikan dan cinta kasih pada sesamanya. Kita sering jatuh pada sikap yang ekstrem, menekankan yang satu melalaikan yang lainnya. Itulah yang juga dilakukan oleh ahli Taurat yang datang kepada Yesus untuk bertanya tentang hukum manakah yang paling utama. Dan jawaban Yesus sangat mengagumkan ahli Taurat tersebut karena memberikan jawaban yang tepat, yakni cinta kepada Allah harus diwujudkan juga dalam cinta kepada sesama. Hanya orang yang mewujudkan cinta seperti itulah yang dekat dengan dan layak bagi Kerajaan Allah.
Rasul Paulus juga menasihati Timotius agar sebagai hamba Allah ia berusaha untuk hidup layak di hadapan-Nya. Seorang hamba Allah yang layak adalah seorang yang setia dan tidak malu memberitakan kebenaran Ilahi, walaupun mengandung risiko yang membuat diri merasa tidak nyaman. Kebenaran Ilahi itu terkandung dalam hukum utama cinta kasih: mencintai Allah dengan segenap hati, budi, dan kemampuan, serta mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri.
Ya Tuhan, jadikanlah aku hamba-Mu yang setia mewartakan kebenaran dalam seluruh hidup dan pekerjaan sehari-hariku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar