Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Rabu, Juni 06, 2012

6 Juni 2012
Pekan Biasa IX (H)
St. Norbertus; St. Filipus

Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: ”Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai sau­dara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang istri tetapi tidak me­ning­galkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan membangkitkan ke­tu­­runan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan se­orang perempuan dan mati dengan tidak me­ning­galkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak me­ninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perem­puan itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bila­ma­na mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya te­lah beristrikan dia.” Jawab Yesus kepada me­­re­ka: ”Kamu sesat, justru karena kamu ti­dak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melain­kan hidup seperti malaikat di surga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!”

Renungan
Sebagai minoritas kadang umat Katolik merasa cemas, takut, was-was, dan mungkin malu untuk mengatakan identitas kekatolikannya. Misalnya, ketika makan di restoran atau di tempat umum tidak berani membuat tanda salib, atau tengok kanan kiri lebih dahulu sebelum buat tanda salib. Selain itu, ada kabar bahwa orang akan terhalang kariernya jika beriman Kristiani. Oleh karena itu, kadang-kadang orang merasa tertipu; dikira setelah beriman pada Kristus hidup menjadi damai, tetapi ternyata malah sebaliknya.

Godaan perasaan-perasaan macam itu juga dialami oleh Timotius dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin jemaat. Melihat itu Paulus mengingatkan Timotius agar jangan malu dan takut mewartakan Yesus Kristus, karena Allah tidak memberikan roh ketakutan, tetapi menganugerahkan Roh Kudus yang membangkitkan kekuatan.

Nasihat ini tidak hanya sekadar ditujukan kepada Timotius, tetapi kepada setiap orang yang beriman kepada Kristus. Iman kepada-Nya selain memberikan keselamatan Ilahi, tetapi juga mempunyai konsekuensi. Ketika orang sudah memutuskan beriman kepada Kristus, hendaknya ia juga berani menanggung segala konsekuensi, sebagaimana Rasul Paulus mengalaminya. Memang tidak mudah dan tidak ringan konsekuensi iman Kristiani, tetapi Allah akan memberikan kekuatan karena Ia menganugerahkan Roh Kudus-Nya.

Ya Bapa, utuslah Roh-Mu yang kudus dan bijaksana untuk menuntun dan menguat­kan aku dalam memberi kesaksian iman akan Kristus Putra-Mu dalam situasi apa pun. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2012

0 comments: