- Bacaan I: Kis 15:22-31
- Mazmur: Mzm 57:8-9,10-12
- Injil: Yoh 15:12-17
”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Renungan
Berbicara kepada para murid-Nya dalam perjamuan malam terakhir, Yesus melanjutkan wejangan tentang sentralitas kasih dalam kehidupan mereka. Ia mengungkapkannya dalam perintah utama: ”Kasihilah seorang akan yang lain.” Para pengikut-Nya dituntut untuk saling mengasihi. Ini adalah batu uji tentang kesejatian dan ketulusan kasih kita akan Allah. Yesus berpesan untuk saling mengasihi, bukan karena aturan atau terpaksa, melainkan karena kasih terhadap sesama adalah wujud konkret kasih kita terhadap Allah. Bahkan, kasih yang paling besar dinyatakan dalam kerelaan mengorbankan diri bagi orang lain. Hal ini bisa berarti mati bagi orang lain; juga hidup dan memberi kehidupan demi kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain. Inilah cara mulia kita menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah dan bahwa kasih Allah ada didalam kita.
Demikianlah kita diundang untuk menjadikan hidup kita produktif dalam kasih dan belarasa, perhatian dan kepedulian, serta keadilan dan damai sejahtera. Kita diutus untuk menumbuhkan dan mengembangkan kasih persaudaraan, tidak hanya di lingkungan keluarga atau umat sendiri, tetapi di lingkungan masyarakat luas. Itulah kasih inklusif yang terbuka dan menjangkau semua orang tanpa membedakan golongan, suku, atau agama. Itulah kasih yang solider yang tidak mau menanggungkan beban kepada orang lain, melainkan yang menumbuhkan sukacita.
Tuhan Yesus Kristus, kasih itu tidaklah mudah. Mampukan aku untuk mengasihi sesama, tanpa membeda-bedakan. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar