- Bacaan I: 1Raj 18:20-39
- Mazmur: Mzm 16:1-2a,4,5,8,11
- Injil: Mat 5:17-19
”Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”
Renungan
Sebelum dipilih sebagai Paus menggantikan mendiang Yohanes Paulus II, Kardinal Ratzinger yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI, menegaskan bahwa kita menghadapi bahaya sikap relativisme yang kian meracuni kehidupan umat manusia. Intinya, orang menjadi tidak tegas pada pilihan terhadap kebenaran, atau mendua hati terhadap ini atau itu!
Mengapa orang menjadi demikian? Karena orang tidak mau tegas terhadap hukum yang berlaku sebagai tolok ukur kebenaran dan keadilan. Padahal, hukum berguna untuk mengatur kehidupan agar menjadi lebih teratur. Namun, ketika hukum pun direlativir, maka kebenaran dan keadilan pun menjadi relatif, tergantung dari subjek yang menafsirkannya.
Yesus tidak pernah bersikap relatif. Ia tegas melaksanakan hukum secara sempurna, terutama hukum kasih kepada Allah dan sesama. Karenanya, Ia tidak datang untuk meniadakan hukum, melainkan menyempurnakannya, sebab Ia tahu, banyak pemimpin yang tidak melaksanakan hukum secara benar dan adil!
Mari kita tidak terjebak dalam bahaya relativisme yang membuat hukum kasih pun menjadi kabur dan tidak membuahkan rahmat dalam kehidupan. Caranya? Bersikaplah tegas terhadap segala sesuatu yang jelas-jelas tidak benar dan tidak adil sehingga Anda menjadi pelaku hukum kasih yang sempurna!
Ya Yesus yang baik, semoga aku pun belajar dari-Mu melaksanakan hukum kasih secara sempurna. Kendati aku ini lemah dan terbatas, namun di dalam Engkau, tidak sesuatu pun mustahil dapat kuwujudkan. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar