- Bacaan I: Yer 1:1, 4-10,
- Mazmur: Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17
- Injil: Mat 13:1-9
Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: ”Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Renungan
Apakah syarat-syarat agar benih Sabda Tuhan dapat tumbuh dan menghasilkan buah? Sekurang-kurangnya ada tiga. Pertama, ada penabur benih yang rajin menaburkan. Kedua, ada benih unggul yang memiliki daya juang untuk hidup. Ketiga, lingkungan atau situasi tanah agar benih tadi dapat berakar, mendapat cahaya, dan air yang cukup.
Sang Penabur pertama dan terutama adalah Yesus sendiri. Ia mengajar dan mewartakan kabar gembira. Kemudian, para murid dan mereka yang dipanggil dan diutus untuk melakukan hal yang sama seperti Yesus, Sang Penabur. Mereka ini mewartakan Kristus sambil menantikan kebangkitan bersama Dia. Kita pun dapat menjadi penabur benih, bila kita menjadi saksi-Nya dan mewartakan Dia melalui teladan hidup kita.
Untuk menjadi penabur, kita perlu terlebih dahulu menjadi lahan yang subur, tempat Sabda Tuhan tumbuh dan menghasilkan buah-buah kebaikan. Dibutuhkan proses dan usaha yang tiada henti untuk itu sebab kita tidak tahu kapan Sang Penabur datang. Salah satu kebiasaan yang perlu ditanamkan dalam keseharian adalah membaca atau mendengarkan Sabda Tuhan. Untuk bisa mendengarkan dengan baik diperlukan ketekunan dan keterbukaan hati.
Tuhan Yesus, jadikanlah aku penabur Sabda-Mu. Bukalah hatiku untuk menjadi tempat subur bagi Sabda-Mu. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2010
0 comments:
Posting Komentar