Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Kamis, September 15, 2011

Kamis, 15 September 2011
Pw SP Maria Berdukacita (P);
Sta. Katarina Fieschi dr Genoa; St. Nikomedes


Renungan
Gereja Katolik mengakui Bunda Maria sebagai sebuah rahmat dari Tuhan bagi umat-Nya. Bahkan, di dalam Gereja Katolik, ada banyak devosi kepada Bunda Maria, seperti Doa Rosario dan Novena Tiga Salam Maria.

Dalam sebuah diskusi, ada seseorang yang bertanya, ”Apakah berdoa di depan patung Bunda Maria tidak bisa disamakan dengan menyembah berhala?” Jawabnya tentu ”tidak”. Umat Katolik tidak [boleh] menyembah patung Bunda Maria. Kita hanya berdoa memohon perlindungan dan perantaraan Bunda Maria. Adapun patung hanyalah sarana untuk mendekatkan kita dengan Bunda yang kita ajak berbicara—seperti ibu kita.

Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Mengapa Bunda Maria berdukacita? Semasa hidupnya, sebagai bunda Yesus, Maria sering kali berduka. Gereja Katolik memberinya gelar Mater Dolorosa (Bunda Dukacita). Kita pun sering mendengar istilah Tujuh Kedukaan Maria. Nubuat Simeon dalam Injil hari ini adalah salah satu dari kedukaan Maria itu. Kedukaan yang lainnya adalah pengungsian ke Mesir; Yesus hilang di Bait Allah pada usia 12 tahun; Yesus ditangkap, diadili, dan disiksa dalam Jalan Salib; Yesus disalibkan dan wafat; Yesus diturunkan dari salib dan dibaringkan di pangkuannya; Yesus dimakamkan. Namun, Bunda Maria tidak pernah mengeluh dan menyalahkan siapa pun. Ia selalu menyimpan segala duka itu di dalam hati dan merenungkannya (bdk. Luk. 2:19)—hal yang patut kita teladani.

Sampai saat ini pun, Bunda Maria masih sering berduka. Apakah yang menyebabkannya? Ia berduka jika kita menghina Yesus dengan banyak melakukan dosa. Ia berduka jika kita melanggar hukum kasih Allah.

Ya Bapa, terima kasih karena Engkau telah memberikan seorang Bunda sebagai rahmat bagiku. Ya Bunda Maria, doakanlah aku yang berdosa ini, sekarang dan waktu aku mati. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2011

0 comments: