- Bacaan I: 2Mak 7:1,20–31
- Mazmur: Mzm 17:1,5–6,8b,15; R: 15b
- Injil: Luk 19:11–28
Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. ”Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Renungan
Perumpamaan yang dikatakan Yesus hari ini menggambarkan dua tipe orang, yaitu pejuang dan pecundang. Seorang pejuang akan berjuang keras mengembangkan apa yang dipercayakan kepadanya semaksimal mungkin. Sementara seorang pecundang, tidak akan melakukan apa pun karena takut bertanggung jawab, takut gagal.
Memang mengemban suatu tanggung jawab itu penuh risiko dan berpotensi gagal, tetapi kalau dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang berlipat ganda. Semoga kita menjadi pejuang-pejuang sejati, yang tidak takut mengambil risiko betapa pun berat tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita.
Tuhan, bantulah aku agar menjadi orang yang setia terhadap tanggung jawab yang dipercayakan kepadaku. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar