- Bacaan I: 1Sam. 4:1–11
- Mazmur: Mzm 44:10–11,14–15,24–25
- Injil: Mrk. 1:40–45
Renungan
Di saat sakit siapa yang tidak mau sembuh? Semua orang pasti punya kerinduan untuk dibebaskan dari penyakit, baik fisik maupun psikis. Bisa dibayangkan kerinduan orang-orang yang karena penyakit tertentu diasingkan atau dikucilkan dari masyarakat. Dari waktu ke waktu kita masih mendengar berita tentang pemasungan. Belum lama ini ada berita tentang seorang wanita bernama Siti Nuryalina Purba (41) yang dipasung selama 20 tahun. Ia hanya duduk dan berbaring di atas tempat tidur yang terbuat dari kayu. Kaki kiri Siti diikat dengan rantai besi sepanjang satu meter. Ia dipasung bersama adiknya Janter. Keduanya mengalami kelainan jiwa dan menghabiskan waktunya di dalam pasungan, termasuk untuk buang hajat. Sungguh malang nasib keduanya. Masih banyak kisah sejenis. Mereka terkucilkan.
Dalam Injil dikisahkan tentang seorang berpenyakit kusta yang datang menemui Yesus meminta penyembuhan: ”Kalau Engku mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (Mrk. 1:40). Yesus tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menunjukkan belarasa ilahi. Hati-Nya tergerak oleh belas kasih melihat penderitaan fisik dan batin orang ini, yang terkucil dari masyarakatnya. Yesus tersentuh menyaksikan betapa besar iman dan penyerahan dirinya, yang merupakan syarat yang mencukupi untuk disembuhkan. Yesus menjamahnya, suatu tindakan yang tidak lazim terhadap seorang kusta, yang biasanya dijauhi. Dengan menjamahnya secara langsung Yesus menunjukkan cinta, belarasa dan kebaikan Allah. Tindakan Yesus ini adalah komunikasi cinta Allah, bukan ekskomunikasi. Hasilnya ialah orang kusta itu menjadi bersih dan sukacita menghinggapinya dan ia menyebarluaskan berita gembira ini.
Tuhan Yesus Kristus, nyalakanlah hatiku dengan cinta dan perasaan belarasa. Jadikanlah aku bersih agar aku mewartakan belas kasih dan kebaikan-Mu di mana pun aku berada. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2011
0 comments:
Posting Komentar