- Bacaan I: Kis. 7:51–8:1a
- Mazmur: Mzm 31:3cd–4.6ab.7b.8a.17.21ab; R: 6a
- Injil: Yoh. 6:30–35
Maka kata mereka kepada-Nya, ”Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, ”Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Renungan
Apa beda antara orang biasa dengan para kudus? Bacaan pertama mengisahkan peristiwa pembunuhan Stefanus, martir pertama. Dalam kisah kematian Stefanus ini sangat kentara perbedaan antara orang biasa dan orang kudus. Untuk orang biasa, penderitaan sering dijadikan alasan untuk melukai kesucian jiwanya dengan mengeluh, menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Sebaliknya, bagi orang kudus seperti Stefanus, penderitaan, penghinaan bahkan siksaan tidak menodai kekudusan jiwanya. Dia tetap tenang dan tidak terbawa oleh emosi balas dendam. Dikatakan ’mukanya sama seperti muka seorang malaikat’ bahkan dia berdoa: ”Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”
Dalam situasi apa pun Stefanus tetap berfokus kepada Allah. Dia tidak haus nama baik, gengsi atau pujian. Ia telah makan roti hidup hingga memiliki hidup Allah sendiri. Sementara para pemuka agama Yahudi berfokus pada egoismenya sendiri. Rasa gengsi sangat tinggi sehingga mereka mudah tersinggung dan terluap dengan membunuh orang-orang benar dan baik.
Tuhan Yesus, biarlah aku makan roti hidup, yaitu diri-Mu sendiri agar aku memiliki hidup kekal. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar