Website Paroki St. Fransiskus Asisi Tebet sudah pindah domain
Anda akan dialihkan ke domain yang baru dalam (10) detik...







Jika pengalihan tidak berhasil silahkan klik DISINI untuk beralih secara manual

Jl.H.Ramli No.24, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 | Tel (021)8303111 | Fax (021)8318217 | E-mail sanfransis@gmail.com

SELAMAT DATANG, PINTU PESTA TUHAN TELAH TERBUKA UNTUK ANDA, SILAHKAN MASUK... "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dengarkanlah perkataannya" (Kel 23:20-21)

Halaman Muka | Renungan Harian | Dewan Paroki | Wilayah dan Lingkungan | Foto

Selasa, April 24, 2012

24 April 2012
PEKAN PASKAH III (P)
St. Fidelis dr Sigmaringen; Sta. Rosa Virginia Pelletier; Sta. Maria Ufrasia Pelletier

Maka kata mereka kepada-Nya, ”Tan­da apakah yang Engkau perbuat, su­paya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, ”Aku ber­kata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.”

Maka kata mereka kepada-Nya, ”Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, ”Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”


Renungan
Apa beda antara orang biasa dengan para kudus? Bacaan pertama mengisahkan peristiwa pembunuhan Stefanus, martir pertama. Dalam kisah kematian Stefanus ini sangat kentara perbedaan antara orang biasa dan orang kudus. Untuk orang biasa, penderitaan sering dijadikan alasan untuk melukai kesucian jiwanya dengan mengeluh, menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Sebaliknya, bagi orang kudus seperti Stefanus, penderitaan, penghinaan bahkan siksaan tidak menodai kekudusan jiwanya. Dia tetap tenang dan tidak terbawa oleh emosi balas dendam. Dikatakan ’mukanya sama seperti muka seorang malaikat’ bahkan dia berdoa: ”Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”

Dalam situasi apa pun Stefanus tetap berfokus kepada Allah. Dia tidak haus nama baik, gengsi atau pujian. Ia telah makan roti hidup hingga memiliki hidup Allah sendiri. Sementara para pemuka agama Yahudi berfokus pada egoismenya sendiri. Rasa gengsi sangat tinggi sehingga mereka mudah tersinggung dan terluap dengan membunuh orang-orang benar dan baik.

Tuhan Yesus, biarlah aku makan roti hidup, yaitu diri-Mu sendiri agar aku memiliki hidup kekal. Amin.

Diambil dari Ziarah Batin 2012

0 comments: