- Bacaan I: 1Raj. 21:1–16
- Mazmur: Mzm 5:2–3.5–6.7; R:2b
- Injil: Mat. 5:38–42
Renungan
Secara spontan kita cenderung ingin membalas mereka yang telah menyakiti hati kita sepadan dengan apa yang kita rasakan. Itulah prinsip lama ‘mata ganti mata, gigi ganti gigi’. Pada zaman Perjanjian Lama, prinsip itu memperlihatkan keadilan. Artinya: Orang tidak boleh membalas sakit hatinya melebih kejahatan yang telah dilakukan oleh orang lain. Jika seseorang menyakiti saudaranya sebatas sakit mata, ia hanya boleh membalas sebatas itu juga. Walauapun itu memperlihatkan ‘keadilan’, tetapi prinsip itu tidak dikehendaki oleh Yesus. Jika ada orang yang melakukan kejahatan, para murid Kristus tidak boleh membalas dengan kejahatan walaupun berat kejahatan itu seimbang.
Kebaikan adalah senjata utama untuk melawan kejahatan. Berbuat baik terhadap yang pernah menyakiti atau mengecewakan hati kita bukan memperlihatkan bahwa kita lemah atau takut, tetapi justru memperlihatkan bahwa sebagai anak-anak Allah, yang adalah garam dan terang dunia, kebaikan kita tidak terkalahkan oleh kejahatan. Seberat apa pun kejahatan yang kita terima atau alami, kita tidak boleh terpengaruh dan berubah menjadi jahat. Itulah yang dikehendaki Yesus atas murid-murid-Nya. Yesus menjadi teladan sempurna bagi kita. Ketika Yesus dihina Ia tidak membalas dengan menghina, ketika Yesus disiksa, Ia tidak mendoakan supaya orang-orang yang menyiksa dihukum oleh Allah, tetapi sebelum wafat-Nya Ia justru memohonkan pengampunan terhadap orang-orang yang sudah berbuat jahat kepada-Nya:
”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).
Ya Yesus, berilah kekuatan kepadaku, agar aku mampu memberikan pengampunan kepada orang yang berbuat salah kepadaku. Aku akan berusaha untuk menjadi semakin sempurna seperti Bapa yang adalah sempurna. Amin.
Diambil dari Ziarah Batin 2012
0 comments:
Posting Komentar